Sabtu, 27 Mei 2017

Kelestarian Budaya Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kelestarian Budaya Indonesia
 Oleh: Yanuar Aldi Allesandro

Indonesia adalah negara yang kaya. Kekayaan tersebut tidak sebatas kekayaan dari alam namun juga pada keragaman suku, bahasa, agama, dan budaya. Tercatat pada tahun 2016 ada 1340 jenis suku di Indonesia, contohnya suku batak dari sumatra utara, suku dayak dari kalimantan selatan, suku sunda dari jawa barat, suku toraja dari sulawesi selatan, suku asmat dari papua, dan masih banyak lagi. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah suku terbanyak didunia dan tiap suku memiliki budaya tersendiri, sehingga Indonesia memiliki banyak sekali budaya. Indonesia juga memiliki beragam bahasa ditiap daerah, contohnya ada bahasa sunda, bahasa madura, bahasa batak, bahasa sasak, bahasa asmat dan masih banyak lagi. Tak hanya suku, budaya dan bahasa, Indonesia pun juga memiliki beragam Agama dan Kepercayaan, seperti Agama Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan juga Konghucu.
Keragaman Suku dan Budaya Indonesia
Namun, banyak perbedaan tersebut tidak lantas membuat Indonesia menjadi terpecah belah, karena bangsa tercinta kita ini memiliki semboyan atau moto Bhineka Tunggal Ika. Kalimat ini merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular, semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke 14. Frasa jika diterjemahkan artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Jadi, meskipun kita berasal dari suku yang berbeda kita tetap satu Indonesia. Meskipun kita memiliki Agama yang berbeda-beda kita tetap bisa saling menghargai satu dengan yang lain. Walaupun kita memiliki bahasa daerah yang berbeda kita tetap punya bahasa yang membuat kita satu yaitu Bahasa Indonesia. Karena kita satu Indonesia!
Garuda Pancasila
Sumber: wikipedia
Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia sekarang untuk melestarikan budaya nya sendiri semakin menurun. Banyak orang malas untuk melestarikan budaya nya sendiri. Hingga akibatnya budaya negara tercinta kita ini sempat diklaim oleh negara lain. Seperti contohnya pada tahun 2009, negara tetangga kita Malaysia mengklaim bahwa budaya Wayang Kulit adalah milik mereka. Padahal pada tahun 2003 Budaya Wayang Kulit ini telah di akui UNESCO sebagai karya budaya mengagumkan asli dari Indonesia. Pada tahun 2007 pun, Malaysia juga pernah mengklaim budaya Reog Ponorogo yang aslinya berasal dari daerah Ponorogo, Jawa Timur. Padahal Pemerintah Ponorogo telah mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten Ponorogo pada tahun 2004. Dan masih banyak lagi budaya milik Indonesia yang diklaim oleh negara lain.

Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga kelestarian budaya Indonesia, membuat kelestarian budaya Indonesia menjadi terancam. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda penerus bangsa Indonesia harus menjaga kelestarian budaya bangsa Indonesia. Mulai dari hal kecil seperti mempelajari budaya tersebut, lalu mulai mengikuti kelompok atau komunitas budaya tersebut, dan mengajarkannya kedapa orang lain. Sehingga kelestarian budaya kita tetap terjaga, dan negara lain jadi segan untuk mengklaim budaya kita. Jangan sampai budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita diklaim se-enaknya oleh negara lain! Mari kita sama-sama menjaga kelestarian budaya Indonesia.

~ Terima Kasih ~

Ini Materi Lomba Debat...

Yap, sekumpulan kata kata panjang yang sok bijak diatas tadi adalah materi debat saya. Oleh sebab itu, postingan ini saya masukkan ke label Story. Beberapa hari yang lalu gue mengikuti lomba debat tingkat kabupaten. Dan Puji Tuhan gue berhasil mendapatkan juara 2. Cukup baik untuk seorang laki-laki. Karena pesertanya mayoritas perempuan, dan kalo laki-laki debat dengan perempuan tau sendiri lah yang bakal menang siapa. Hehehe.. Sebenarnya, gue sendiri kurang puas hanya dengan mendapatkan Juara 2. Karena kalian juga pasti tau kalo "Di DUA kan itu SAKIT". 
Di Duakan Gaes...
Sumber: @yowessory on Twitter
Ups, malah curhat.. Hahaha.. Tapi memang bener cuma dapet juara 2 itu sakit, apalagi selisih skornya hanya sekitar 10an. Ibaratnya ketika elu ikut lomba lari, tinggal 10 meter lagi udah sampe finish, eh celana lu tiba tiba melorot, lalu lo harus benerin celana lo dulu, dan akhirnya peserta dibelakang lu yang jadi juara. Nyeseknya double jleb jleb.. hehehe. But, karena support dari temen-temen akhirnya gue bisa menerima hal ini dengan Lapangan di Dada (TEPOS) eh, lapang dada maksutnya...

Kenapa sih, pilih topik tentang Kelestarian Budaya Indonesia?

Alasan Saya Memilih Topik Ini...

Sebenarnya dalam lomba debat ini terdapat 3 tema, yaitu "Kebhinekaan Indonesia", "Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup", dan "Kesadaran Kita Sebagai Bangsa Maritim". Nah, lalu setelah gue bertapa, meminta petunjuk, akhirnya pada suatu malam gue memutuskan untuk memilih tema Kebhinekaan Indonesia. Mengapa? Ya karena setelah gue pikir-pikir.. Gue itu mengibaratkan memilih tema ini seperti memilih Isyana, Raisa atau Dijah Yellow
Pilih Raisa, Isyana, Atau Dijah Yellow? Ini Pilihan Gue..
Isyana sebagai Kebhinekaan Indonesia, Raisa sebagai Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup, dan Dijah Yellow sebagai Kesadaran Kita Sebagai Bangsa Maritim. Gue mengibaratkan tema Kesadaran Kita Sebagai Bangsa Maritim sebagai Dijah Yellow karena pengetahuan gue tentang kemaritiman sangat minim, dan kalo gue liat Dijah Yellow ntah kenapa perut gue mual.. lalu akhirnya.. Goodbye Dijah Yellow... Lalu, gue mengibaratkan Raisa sebagai Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup karena tema ini pasti banyak yang ambil, dan Raisa pun kini sudah ada yang punya (Hamish Daud) #HariPatahHatiNasional. Raisa yang kamu lakukan ke para Jomblo di Indonesia itu.. Jahat. Eh.. back to topic. Nah, maka dari itulah akhirnya gue memutuskan untuk memilih.. Isyana.  Eh, tema Khebinekaan Indonesia.
Lalu, gue memilih topik Kelestarian Budaya Indonesia, karena gue prihatin sama anak bangsa sekarang yang lebih suka budaya luar daripada budayanya sendiri.
Tapi kan, isu yang lagi panas tentang Agama.. Kenapa gak pilih isu tentang Agama aja?
Nah, gue pun sempet berpikir untuk ambil isu tersebut. Tapi kan memang jika kita udah berbicara tentang kepercayaan, pasti dia akan memegang teguh apa yang dia percayai dan untuk seorang anak-anak seperti gue sepertinya belum pantas ngomongin tentang ini. Dan gue juga takut nanti akhirnya satu ruangan malah jadi tawuran, atau mungkin nanti gue keluar ruangan banyak orang yang demo gue. #AuAh..

Sekian dulu curhatan gue.. 

Sepertinya sudah cukup panjang curhatan gue ini. Dari yang awalnya serius mengenai lomba, sampai di kasih opsi untuk memilih Isyana, Raisa atau Dijah Yellow.. hingga tentang isu Agama (Gue harap jangan ada yang bahas ini dikomentar, takutnya nanti pada tawuran). Dan mohon maaf gue pake bahasa non formal, karena kalo pake bahasa formal takutnya malah jadi pidato. Mohon maaf juga kalo ada salah kata, atau ada kata yang kurang berkenan dihati sobat. Terima kasih sudah menyempatkan untuk mengunjui blog gue, kalo lo merasa artikel ini bermanfaat atau menghibur, tolong bantu share ke temen - temen lo ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

10 comments:

  1. Mantab gan , penjabarannya lengkap sekali :v

    BalasHapus
  2. Biarpun gitu, tetep aja banyak orang yang nyinyirin malaysia, padahal dia sendiri gak mau belajar kebudayaannya sendiri

    BalasHapus
  3. mantab gan isinya, mengingatkan kita akan persatuan ditengah maraknya perdebatan antar agama yg sedang terjadi. nicepost!

    BalasHapus

Tata Tertib Berkomentar :
1.) Berkomentarlah dengan sopan sesuai dengan topik artikel.
2.) Jangan sertakan link aktif dalam komentar, karena saya pasti akan mengunjungi balik blog sobat.
3.) Jika artikel ini bermanfaat bagi sobat, bagikan artikel ini ke teman-teman sobat melalui Facebook, Google+, Twitter dan lain lain, karena "berbagi itu indah" hehehe.

Terima kasih sudah berkunjung.